Berbaring

Sekejab saja bagai sekali kedip mata raga ini telah rontok. Ketinggian kurang dari 2 meter saja tapi berat tubuh yang tidak mencapai 60 kg menjadi pemberat yang mempercepat jatuhnya. Braaaak… . Sekedip mata . Aku merayap mencari pertolongan. Kupanggil mereka yang terdekat untuk menolongku. Pertolongan tiba. Aku dipapah. Luka di kepala mengalirkan darah. Memar diContinueContinue reading “Berbaring”

Rinai Pemulihan

Kata-kata saja tidak cukup untuk pemulihan manakala air mata menggenang, mengalir hingga kering. Untaian ujar bertuah pun bagai polesan bibir belaka manakala suara di tenggorokan sudah serak terhalang. Akta Ilahi menyejukkan hati dan memulihkan rasa duka berpedih terselip di antara kata dan ujar bernas dari bibir-bibir kerabat dan sahabat. Kata bermakhota penenang gejolak yang dilantunkanContinueContinue reading “Rinai Pemulihan”

Design a site like this with WordPress.com
Get started