Sadisnya Sedih

Malam makin larut, kampungku makin sepi. Jalan beraspal lape tak lagi disentuh tapak-tapak bertelanjang kaki atau beralas sekadarnya saja. Semuanya telah tiba di pelukan malam dan mungkin sudah mendengkur, tersenyum hingga tertawa dalam tidur telentang, atau malah berbicara tak karuan yang tak disadarinya. Akh… imajinasi semu belaka. Aku masih duduk di sini di berhadapan denganContinueContinue reading “Sadisnya Sedih”

Menyapa Senja

Aku baru saja menyaksikan semut-semut berbaris menuju liang yang disiapkan demi kenyamanan mereka. Sementara kudengar kicau burung memberi salam pada Sang Surya yang akan segera pergi. Lalu beberapa jenis dedaunan melipat diri pertanda mereka akan merajut mimpi di malam ini. Anak-anak masih bergurau ketika menyaksikan bulan setengah muncul di ufuk barat🌙. Lampu-lampu listrik dinyalakan sementaraContinueContinue reading “Menyapa Senja”

Design a site like this with WordPress.com
Get started