Tangisan Senin Itu

Aku dan adikku yang menjemput di sekolah tiba. Seperti yang sudah kukisahkan sebelumnya, aku menahan suara tangis dan derai air mata, sekalipun semestinya dapat kulakukan. Begitu pula pada adik-adik-adikku, para ipar dan cucu. Beberapa orang sudah mulai menangis. Mereka dari kalangan kami sendiri. Ada semacam babak ratap-tangis di kalangan orang Timor Amarasi. Aku sebutkan demikian,ContinueContinue reading “Tangisan Senin Itu”

Design a site like this with WordPress.com
Get started