Kematian tidak akan pernah memilih dan memilah siapa yang akan diambil. Kematian pun tidak menunggu waktu yang tepat dan tidak menanyakan situasi terbaik untuk sampai di titik kematian.
Sepasang suami-isteri yang masih muda usia telah mengalami suatu peristiwa duka. Anak mereka yang masih muda belia meninggal dunia. Ia memposting foto anaknya dengan pernyataan
Matahari baru saja terbit
Matahari baru saja terbit
Teriknya belum sempat menyengat kulit tubuh
Hangatnya saja yang sudah mulai dinikmati
Hingga canda tawa menjadi warna dan gaya di pagi hari
Sayangnya bila awan tebal menutupinya
Bahkan bagai membawanya pergi
Pergi hingga menembus rasa
Saat itu tebalnya awan mencurahkan isi bungkusannya
Cucuran air
Cucuran air mata
Cucuran air mata duka
Cucuran air mata cinta
Cucuran air mata kenangan
Cucuran air mata rembang di pagi hari
Selamat jalan nak.
Koro’oto Pah Amarasi, 7 Agustus 2021

Sumber Foto: Akun FB Sipri Ora 
Sumber Foto: Akun FB Sahat S Naibaho
Hari ini, Senin (9/8/21) ketika tiba di ibukota kabupaten Kupang, Oelamasi, sebelum bertemu dengan Kepala Dinas P dan K Kabupaten Kupang saya masih sempat membuka aplikasi media sosial feisbuk. Di sana seorang sahabat memposting foto seorang ibu (mungkin lebih tepat, seorang nenek) meninggal dunia. Ia menulis satu puisi untuk kenangan pada mendiang. Saya menulis di kolom komentar sebagai cara untuk menyatakan turut berdukacita.
Aku baru saja menikmatinya terangnya surya pagi.
Saat kuarahkan pandang ke arah barat,
Di sana air mata menetes tanda dukacita
Dukacita yang dirasakan sahabatku
Akan dikenang jasa Sang Bunda
Ia akan dikebumikan
Ia akan tak terlihat
Ia pasti meninggalkan butiran benih bernas
Pada anak-anak dan pelanjutnya.
Kenangkan dalam nuansa hati yang bersyukur
Sang Khalik memberi tempat terbaik padanya.
Salam duka dari sahabatmu di Timor
Oelamasi, 9 Agustus 2021
Penulis,
Ya, seorang penulis, Heronimus Bani namanya. Biasa disapa Roni Bani.
Tidak berlebihan kalau saya katakan Roni Bani memang adalah seorang penulis yang handal. Bagaimana tidak, karena karyanya dalam bentuk tulisan sehari bisa terbit 2 – 3 judul bahkan lebih yg selalu menginspirasi dan mengedukasi kita.
Namun selama ini adakah perhatian, spirit ataupun sponsor dari pemda/paling tidak atasan beliau yang adalah sebagai seorang guru? Demi menghidari pembajakan karya yg tdk mengenal Royati.
LikeLiked by 2 people
Saya menulis untuk berbagi inspirasi. Semoga menginspirasi banyak orang. Terima kasih telah memberi suport melalui komentar ini.
LikeLiked by 2 people
Teruslah menulis dan menginspirasi kami
LikeLiked by 1 person
Terima kasih pak Wijaya sudah singgah
LikeLike
Wow….sungguh indah untaian kata-kata yang turut merasakan simpati yang mendalam dalam kehilangan, Namun itu juga sekaligus menghibur dan menguatkan keluarga yang berduka. Tidak sampai di situ, kata-kata tersebut memberi makna dan inspirasi dalam hidup ini untuk mengidupinya kehidupan yang bermakna bagi banyak orang Dan memuliakan Sang Khalik, karena memang hidup ini singkat. Terima kasih “sang inspirator dalam menulis”, om Roni. Terus berkarya….
LikeLiked by 3 people
Begitulah tuan Joni. Ini sedang terus belajar ini. Ini ju hanya coret-coret sa. Ayo menulis ✍️
LikeLiked by 1 person
Sosok orang yang kita sayangi akan selalu menginspirasi
LikeLiked by 1 person
Betul. Selalu akan jadi kenangan. Terima kasih telah berkunjung 🙏
LikeLike