Sepasang sepatu yang tergeletak di bawah kolong meja buku, keduanya pun memandang saya ketika mata saya kembali melirik. Mereka rindu bercerita tentang kerja keras dan usaha bertenaga besar untuk tiba di lokasi sekolah. Keduanya bagai hendak berebutan memulai cerita pada saya. Sepatu kiri hendak membuka mulutnya, sementara kembarannya yang kanan masih malu-malu. Lalu, bagai gayaContinueContinue reading “Alas Kaki Ibu Guru (2)”