Kami Cemas Kapal Tenggelam

Saya sempat menulis tentang rasa cemas terkurung di Pulau Rote bila angin. Apakah kami dapat berangkat kembali ke Kota Kupang untuk selanjutnya ke kampung? Kecemasan itu bagai ditambah kabar dari beberapa media daring, yang salah satunya saya skrinsyut dengan judul seperti terlihat pada gambar ini. Skrinsyut oleh Penulis Seorang blogger sempat menyampaikan, semoga cuaca bersahabat.ContinueContinue reading “Kami Cemas Kapal Tenggelam”

Merasa Terkurung di Pulau Rote?

Hari ini, Minggu (05/07/20) kami masih berada di Pulau Rote, pulau dengan beragam keunikan sebagaimana banyak tempat dan pulau. Pulau kecil dengan sejumlah bahasa daerah di dalamnya menurut hasil dokumentasi bahasa oleh Owen Edwards dan UBB GMIT (2018) nampak seperti peta di bawah ini. Sumber: http://ubb.or.id/edwards-owen-and-ubb-2018-domains-of-rote-ndao-kupang-language-culture-unit-ubb-and-leiden-university/ Selanjutnya tentang kebudayaan masyarakat Rote-Ndao Anda dapat membacanya dariContinueContinue reading “Merasa Terkurung di Pulau Rote?”

Pasangan Batu Termanu

Saya tidak punya kamera yang bagus untuk menghasilkan foto yang bagus dengan ankle yang kiranya dapat mengkover tiga batu raksasa di Termanu. Menurut penuturan dan pengetahuan masyarakat Termanu secara turun-temurun, pasangan batu Termanu itu adalah bagai suami-isteri. Sang isteri berada di dalam rendaman laut, suami di bukit. Sang isteri sering bergeser tempat sedangkan suaminya tetapContinueContinue reading “Pasangan Batu Termanu”

Design a site like this with WordPress.com
Get started