Hari itu kami kedatangan tamu. Seperti biasanya di desa dengan kekentalan kerabat, kami ada basa-basi layaknya seremonial ala masyarakat pedesaan. Seremonial itu berisi mamahan sirih-pinang. Ketika bibir dan air muka telah memerah masuklah kami pada inti percakapan dari maksud kedatangan tamu. Akh … Orang Timor. Inti dari maksud kedatangan tamu disampaikan. Ia mengundang kami untukContinueContinue reading “Belum Pudar Walau ada Bedanya”