Semester kedua (genap) tahun pelajaran 2020/2021 sudah dimulai sejak Senin, 4 Jnuari 2021. Sesuai petunjuk/pedoman pembelajaran pada masa pandemi covid-19 ini, wilayah-wilayah dengan zona tertentu (hitam, merah, kuning) wajib melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh (BdR, PJJ, daring). Sementara wilayah zona hijau, diperbolehkan dengan syarat tertentu seperti: Kebijakan Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten,Kota), pengetatan protokol kesehatan dan persetujuan orang tua.
https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/
Dalam rilis pemerintah (dhi.Kemdikbud) dan lembaga terkait dalam rangka penanganan covid-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah mengeluarkan suatu Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di masa pandemi covid-19, tertanggal 20 November 2020.
Ada dua prinsip penting yang dianut dalam panduan ini, yaitu, pertama, kesehatan dan keselamatan peserta didik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menerapkan kebijakan pembelajaran. Kedua, Tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial.
Dalam panduan yang sama tercantum satu kekuatiran sebagai “ancaman” pada dunia pendidikan yang tidak dapat melaksanakan pembelajaran secara tatap muka. Dijelaskan bahwa, ada ancaman seperti anak bakal putus sekolah karena anak di rumah terpaksa harus bekerja membantu orang tua untuk melakukan kegiatan ekonomi dalam skala kecil untuk menambah keuangan keluarga, dan “buta-tulinya” orang tua pada peranan sekolah dalam hal pembelajaran dengan pendekatan tatap muka. Perhatikan matriks di bawah ini.
Pemberitaan suratkabar lokal Pos Kupang menyebutkan bahwa Orang Tua Kuatir akan Pembelajaran Tatap Muka, tetapi Simon Riwu Kaho, Pengamat Pendidikan di Nusa Tenggara Timur mengatakan, pendekatan pembelajaran jarak jauh (online, daring), masih sulit dilaksanakan di Nusa Tenggara Timur. Baginya, tatap muka itu bukan sekadar tatap muka, tetapi tatap muka yang berkualitas.
Dalam wacana dan polemik, pembelajaran harus tetap dilaksanakan. Sekolah tidak dibolehkan untuk berlibur, tidak diwajibkan PJJ atau tatap muka. Pilihan tepat ada pada pihak sekolah bersama para orang tua. Dukungan Pemerintah Dareah (Provinsi, Kabupaten, Kota) penting.
Oleh karena itu, nyata seperti yang dibuat oleh pemerintah Kabupaten Kupang melalui surat Nomor: 800/0006/I/2021, tertanggal 04 Januari 2021, berisi subjek, pelaksanaan kembali Pembelajaran Tatap Muka. Enam point penting yang ditekankan oleh Pemerintah Kabupaten Kupang yaitu:
1. Seluruh satuan pendidikan wajib menerapkan protokol kesehatan selama masa kenormalan baru (New Normal)
2. Pembelajaran dilakukan secara shift guna menghindari kerumunan setiap kelas, jumlah siswa maksimal 15 – 18 orang.
3. Seluruh siswa, Guru dan Pegawai wajib menggunakan masker atau penutup wajah
4. Waktu belajar setiap shift adalah maksimal 4 jam pelajaran tanpa jam istirahat.
5. Kantin seko lah tidak boleh diguka guna menghindari kerumunan, para siswa diharapkan membawa snack atau makanan dan minuman dari rumah.
6.Kegiatan ekstra kurikuler untuk sementara ditiadakan
Dikutip dari isi Surat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang
Pembelajaran di sekolah-sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kabupaten Kupang mulai berlangsung. Kewaspadaan setengah dewa terus dipasang. Maka, secara psikologis antara guru dan siswa sesungguhnya ada satu situasi hati yang labil ketika mereka harus menyelenggarakan proses pembelajaran. Labilnya suasana hati sungguh mengganggu stabilnya proses pembelajaran itu. Ketika proses pembelajaran berlangsung, guru wajib selalu mengikuti perkembangan informasi resmi yang berhubungan dengan pembelajaran (TM atau Daring). Hal semacam ini tidak mengantarkan pembelajaran pada situasi labil, namun tetap harus dilaksanakan agar kelihatan stabil.
Koro’oto, 15 Januari 2021
Roni's Blog 
You must be logged in to post a comment.